Dalam dunia pendidikan, memang tak dapat dipisahkan antara
guru dan murid. Pendidikan apabila sudah ada siswa didik, tetapi tak ada tenaga
pendidik, belum dapat disebut sebagai pendidikan. Begitu pula sebaliknya. Jadi,
hubungan antara murid dan guru dalam pendidikan, sangatlah penting, dan tak
dapat dipisah-pisah.
Pendidikan
pada zaman sekarang dan pada zaman dahulu, sungguh sangat jauh berbeda. Dulu,
seorang guru sangatlah dihormati oleh siswa didiknya. Tak hanya dihormati,
tetapi juga disegani. Namun, mengapa pada zaman sekarang sosok sebagian guru
bagaikan monster bagi anak didiknya, dan dan tak jarang pula murid yang
menganggap gurunya sebagai bahan permainan?. Apakah yang membuat hubungan
antara siswa didik dan tenaga pendidik(guru) kian hari kian memburuk?. Adakah
sifat toleransi antara keduanya?.
Guru adalah seorang pembimbing dan
seorang pendamping kita disekolah. Tentu saja peran seorang guru adalah
menggantikan peran orang tua dirumah. Namun, mengapa sosok guru bagaikan
monster dikalangan para pelajar saat ini?, apakah karena pemikiran seorang
pelajar yang terlalu paranoid? Ataukah memang benar guru bertindak
sewenang-wenang kepada para pelajar katika guru tersebut sedang mengajar?.
Dewasa
ini, banyak sekali kasus-kasus pelanggaran norma-norma yang dilakukan para
oknum pendidik(guru).misalnya penganiayaan, kasus asusila, dan tak jarang ialah
intimidasi yang dilakukan oleh para oknum guru kepada para anak didiknya. Tak
jarang terdengar berita penganiayaan, pelecehan seksual, ataupun hal buruk
lainnya yang dilakukannya kepada murid. Saat ini juga para guru tak mau
mengakui kesalahannya. Mereka selalu melemparkan kesalahannya kepada orang
lain.
Dahulu
kala, para oknum guru sangat dihargai, dihormati, serta disegani oleh para anak
didiknya, bahkan para orang tua siswa pun sangat menghormati para oknum guru.
hal itu dikarenakan dahulu kala, guru lebih mengerti tentang anak didiknya,
para guru juga menghormati para anak didiknya. Namun sebaliknya, saat ini sosok
sebagian guru bagaikan monster yang menyeramkan bagi para anak didiknya. Saat
ini guru tak lagi dihormati atau disegani, bahkan dihargai. Tetapi malah
ditakuti. Seseorang akan labih berwibawa apabila ia disegani dan dihormati,
bukan karena materi, atau paras. Tetapi
karena akhlak, ilmu, dan budi pekertinya yang luhur. Berbeda ketika orang
tersebut ditakuti, didepan mata terlihat orang itu seperti dihormati. Namun di
belakang, ia dicaci maki. Banyak sekali kasus-kasus seperti itu yang terjadi
dalam sekolah dan lingkungan sekitar kita.
Tetapi
tak semua guru bersifat seperti itu, ada juga guru yang berperilaku baik,
mengerti akan siswanya, dan juga menghragai anak didiknya. Guru seperti itu lah
kebanggaan para siswa. Namun kita sebagai siswa juga perlu memperhatikan. Sudahkah
kita menghargai guru kita?. Sangat jarang pula siswa yang menghargai guru.
bahkan menganggap guru sebagai mainan, dengan menggunjing, mengolok-olok, dan
perilaku tak patut lainnya, yang tentu tak pantas untuk dilakukan oleh para
anak didik kepada gurunya. Peran guru itu sederajat dengan orang tua kita
dirumah. Jika kita menghargai orang tua kita dirumah,maka kita tak akan
bertindak semena-mena kepada orang tua kita disekolah, yakni guru kita.
Tak
sepatutnya siswa berlaku tak sopan kepada seorang pendidik, dantak sepatutnya
mempermainkan seorang guru. saat ini banyak sekali dijumpai murid yang
mengerjai gurunya. Entah karena jengkel, ataukah karena sifat guru tersebut
yang membuat murid tersebut risih.
Murid
akan jauh berprestasi, apabila ia hormat dan patuh kepada gurunya. Begitu pula
seorang guru, akan timbul kewibawaannya apabila ia mamou menempatkan anak
didiknya dengan tepat ddan tak pilih-pilih antara si bodoh dengan si pandai,
atau pun si kaya dengan si miskin
Guru
adalah manusia, yang tak sepatotnya untuk diperlakukan layaknya hewan, begitu
pula murid. Mereka juga manusia, yang tak sepatutnya di perlakukan tak
semestinya. Semoga di masa mendatang pendidikan di dunia ini akan lebih baik,
dari pada sekarang. Agar tercipta sosok-sosok penerus yang terpelajar sehingga
mampu mengangkat derajat orang tua, sekolah, bahkan bangsanya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar